Rabu, 1 Juni 2022 19:10

Pemahaman dan pengamalan Pancasila Kalangan Milenial Cukup Rendah

Penulis : Iman Nurdin
Guru Besar Unpas Prof Muradi memberi pemaparan dalam diskusi Pancasila di Gedung Sate, Bandung, Rabu (01/06/2022)
Guru Besar Unpas Prof Muradi memberi pemaparan dalam diskusi Pancasila di Gedung Sate, Bandung, Rabu (01/06/2022) [Iman Nurdin]

Bandung (limawaktu.id), - Pemahaman dan pengamalan Pancasila di kalangan milenial relatif rendah. Hal ini terjadi pergeseran budaya, membuat Pancasila tidak dipahami, dihayati dan diamalkan.

Demikian dikatakan Guru Besar Unpad, Prof. Muradi kepada wartawan usai menjadi pembicara diskusi terkait Hari Lahir Pancasila yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Yayasan Putera Nasional Indonesia, di Bandung, di Gedung Sate, Rabu (1/06/2022).

Menurutnya, kalangan generasi muda ini semakin sedikit mengenal dan memahami Pancasila sebagai dasar negara. Jangankan pengamalan Pancasila, memahami pun belum tentu lebih rendah di banding generasi sebelumnya. "Generasi milenial ini sangat kurang (memahami Pancasila). Harusnya minimal paham. Kalau tahu dan paham, mereka akan mengimplementasikan," katanya.

Kondisi ini, lanjut Muradi, kecenderungan karakteristik generasi muda cenderung individualis serta memiliki ego pribadi yang tinggi.

"Contohnya, Anak-anak sekarang mudah mem-bully. Harusnya mereka diajari bagaimana bersikap respek terhadap orang lain," kata dia.

Hal ini, lanjut Muradi, tidak terlepas dari kurangnya sentuhan terhadap generasi muda akan nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, diperlukan cara atau metodologi yang baru dalam menyosialisasikan nilai-nilai Pancasila kepada anak muda.

Muradi menegaskan, negara harus intervensi melalui melalui pendidikan. Presiden sudah mewajibkan pendidikan Pancasila di sekolah. Namun tidak bisa lagi pada sebatas pelajaran di sekolah. "Memang bisa mendorong, tapi kan dipaksa belajar, dipaksa membaca. Jadi perlu cara yang sifatnya implementatif, artinya menghayati," kata dia.

Menurut Muradi, salah satu upaya ialah dengan adanya figur teladan terutama dari kalangan elite yang relatif akan mendapat perhatian tinggi dari masyarakat khususnya generasi muda. Negara perlu mengintervensi agar kaum muda memiliki contoh dan teladan sehingga bisa memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.

"Negara merangkul, datang, memberikan contoh. Lalu orang tua, kita ini harus jadi role model. Hari ini siapa? Sekarang semua ditelanjangi. Kita butuh role model," katanya.

Muradi berharap, peringatan kelahiran Pancasila inilah menjadi momentum membuat Pancasila lebih maju. Titik pijak ini dalam pendekatan dan strategi kebudayaan bangsa ke depan.

Baca Lainnya