Selasa, 23 Juli 2019 18:05

Para RW di Cimahi Dilarang 'Gaptek'!

Penulis : Fery Bangkit 
Pelatihan teknologi dan informasi bagi 100 perwakilan RW se-Kota Cimahi di Teknopark Cimahi, Selasa (23/7/2019).
Pelatihan teknologi dan informasi bagi 100 perwakilan RW se-Kota Cimahi di Teknopark Cimahi, Selasa (23/7/2019). [ferybangkit]

Limawaktu.id - Para pimpinan di wilayah terbawah seperti Ketua Rukun Warga (RW) diminta lebih 'melek' teknologi. Terlebih lagi, pelayanan di Kota Cimahi saat ini mulai beralih ke sistem online.

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cimahi, Dikdik Suratno Nugrahawan usai membuka pelatihan teknologi dan informasi bagi 100 perwakilan RW se-Kota Cimahi di Teknopark Cimahi, Selasa (23/7/2019).

"Iya RW ini gak boleh gapktek (gagap teknologi), karena RW ini sebagai pemimpin," kata Dikdik.

Apalagi, kata Dikdik, di Kota Cimahi sejak setahun terakhir sudah memasang fasilitas wifi gratis. Dikatakannya, keberadaan wifi gratis itu tentu harus dimanfaatkan para RW untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat.

"Jadi hal yang menjadi aspek negatif dari pemanfaatan negatif ini tentu saja RW harus lebih paham sehingga menjadi bekal untuk mengawasi warga masyarakatnya," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi Informasi Arsip dan Perpustakaan (Diskominfoarpus) Kota Cimahi, Harjono mengatakan, pelatihan tersebut dilakukan setelah pihaknya melakukan evaluasi penerapan program pemberdayaan masyarakat dengan RW-net.

Hasilnya, penerapan RW-net dianggap belum optimal karena internet yang dipasang di setiap RW justru lebih banyak digunakan selain untuk peningkatan pelayanan administrasi masyarakat.

"Pengurus RW harus tahu penggunaan wifi itu untuk pelayanan, jangan justru dimanfaatkan hiburan warga, apalagi anak-anak," ujarnya.

Misalnya, pengurus RW harus tahu bagaimana membatasi penggunaan internet RW oleh anak-anak, membatasi konten negatif, dan optimalisasi pelayanan.

"Jadi warga yang mau urus surat-surat, tidak perlu ke kelurahan atau kecamatan, cukup lewat komputer atau hp ketua RW-nya. Dan sebetulnya wifi RW harus dipassword, jadi pengaksesnya terbatas," jelasnya.

Pelatihan yang melibatkan relawan TIK, Jabar Saber hoax, dan pihak swasta itu juga mengajarkan bagaimana pengurus RW mampu membatasi penyebaran informasi hoax.

"Pengurus RW ini juga diedukasi bagaimana menerapkan internet positif di masyarakat, jadi mereka tidak berperan sebagai penyumbang informasi hoax," tuturnya.

Baca Lainnya