Selasa, 24 Mei 2022 17:11

Meski Tidak Ada Lonjakan, Pandemi ke Endemi Covid-19 Harus Dari WHO

Penulis : Iman Nurdin
Kabid Pelayanan Kesehatan Provinsi Jabar, Dr. Rd. Vini  Andiani Dewi
Kabid Pelayanan Kesehatan Provinsi Jabar, Dr. Rd. Vini Andiani Dewi [Iman Nurdin]

Bandung (Limawaktu.id), -  Perubahan pandemi ke endemi harus berdasarkan keputusan WHO dan pemerintah pusat. Walaupun secara persyaratan sudah perubahan pandemi ke endemi sudah terpenuhi. 

Demikian dikatakan Kabid Pelayanan Kesehatan, Dr. Rd. Vini Andiani Dewi usai acara Jabar Punya Informasi (Japri) dengan tema "Evaluasi  Penyelenggaraan Mudik dan Balik Idul Fitri 1443/2022" di Gedung Sate, Selasa (24/05/2022). 

"Saat ini terus kita pantau terus, sekarang ini di Jawa Barat terdapat  29 kasus , pasien positif tahun sebelumnya  25.000 pasien, sekarang  400 orang, " kata Vini.

Persyaratan lain, lanjut  Vini, Bed Occupancy Rate (BOR) kurang dari 5 persen. Setelah mudik lebaran ini, angka BOR mencapai 0,9 persen. Begitu pula level PPKM pun harus  di level 1.  Level ini  harus tetap di level ini selama 6 bukan berturur-turut.

"Saat ini level kita masih di level 1 dan 2, dan itu terus dipantau oleh kementerian kesehatan," katanya.

Meski persyaratan sudah memenuhi, tetap WHO yang menjadi penentu perubahan pandemi dan endemi. "Yang terpenting WHO terlebih dahulu mencabut.  Jika WHO mencabut, maka pemerintah Indonesia melakukan evaluasi, " tegasnya.

Menanggapi pernyataan  Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil  jika pasca mudik dan arus balik tidak ada lonjakan Covid-19, maka pandemi akan segera berubah menjadi endemi, Vini mengatakan pihaknya terus memantau hingga satu bulan  pasca-Lebaran.

"Alhamdulillah antisipasi yang dilakukan seluruh OPD, saat ini tidak ada lonjakan kasus, " ujarnya.

Hepatitis Akut

Sementara berkaitan dengan munculnya hepatitis akut dan cacar monyet, Vini mengatakan pihaknya belum mendapatkan informasi kasus di Jawa Barat.

"Kita berkoordinasi dengan semua pihak untuk melakukan aksi preventif. Hepatitis  itu menular dari makanan, dan kami lakukan antisipasi melalui promotif preventif, " ujar Vini.

Meski belum terjadi di Jawa Barat, Vini menegaskan sudah membuat email hepatitishabar@gmail.com untuk pelaporan kasus yang terindikasi penyakit yang belum diketahui penyebabnya.

"Memang sudah ada yang 12 yang terlaporkan, tapi alhamdulillah semuanya negatif. Hanya hepatitis biasa, " pungkasnya.

Baca Lainnya