Limawaktu.id, Washington DC, - Menteri Agrarita dan Tata Ruang Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memaparkan kisah sukses Indonesia dalam melaksanakan Reforma Agraria.
Dalam helatan internasional tersebut AHY mengungkapkan lebih dari 112 Juta bidang tanah di Indonesia berhasil dipetakan dan didaftarkan dengan percepatan dalam tujuh tahun terakhir.
“Tepatnya 50 persen keberhasilan ini terjadi dalam sembilan tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo,” ungkap AHY di akun instargram pribadinya, Selasa (14/5/2024).
Menurut AHY, administrasi pertanahan memiliki peran penting dalam percepatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pembangunan yang berkelanjutan. Ini juga penting dalam mengurangi kemiskinan, menekan ketimpangan, dan meningkatkan kesejahteraan dunia.
“Saya juga mengapresiasi kontribusi Bank Dunia untuk membantu dalam menyukseskan program ini dan dalam forum tersebut saya juga mendengar kisah sukses terkait pertanahan dari negara-negara dunia lainya yang bisa menjadi inspirasi dan studi yang tentu kita bisa aplikasikan di Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Konferensi ini dihadiri lebih dari 1.000 orang dari lebih 81 negara dan 21 pejabat setingkat menteri. Acara dibuka oleh Vice President for Sustainable Development World Bank Jurgen Foegelle.
Menteri AHY menjelaskan tentang alasan utama dan kunci sukses di balik keberhasilan program reforma agraria.
“Kunci sukses Indonesia terletak pada kepemimpinan dan manajemen pemerintahan yang kuat, peran serta masyarakat dan kolaborasi berbagai pihak serta pendekatan yang adaptif ,” ungkap AHY.
AHY melanjutkan, ini tidak lepas dari kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
“Hadirnya kepemimpinan yang transformatif dan manajemen yang efektif oleh Presiden Joko Widodo, menjadi faktor penting dalam mengakselerasi proses pemetaan dan pendaftaran tanah,” kata alumnus Kennedy School of Government, Harvard University tersebut.
Dengan komitmen tinggi dari pemerintah pusat, lanjut AHY, hal itu mendorong lahirnya sejumlah peraturan pendukung, skema pendanaan yang memadai, mengefektifkan koordinasi antar kementerian, dan juga menginspirasi peran pemerintah daerah.
“Selain itu, langkah itu dibarengi dengan partisipasi masyarakat dan semangat semua pihak, termasuk anggota parlemen kita, untuk selalu adaptif dengan berbagai peluang dan tantangan,” ujar AHY..
Dalam kesempatan tersebut, AHY tampil sebagai pembicara inti bersama panel pembicara lainnya seperti Menteri Pertanian dan Pembangunan Desa Colombia Jhenifer Mojica Florez, Deputi Menteri Kehakiman Gerogia Tamar Tkheshelasgvili, Menteri Perumahan dan Tata Ruang Sierra Leone Turad Senesia. Selain membahas tentang strategi reforma agraria, konferensi ini juga membahas tentang dampak kebijakan reforma agraria terhadap agenda Perubahan Iklim, yang menjadi perhatian dunia internasional.