Limawaktu.id - Cimahi Utara merupakan salah satu wilayah penghasil sayuran terbesar di Kota Cimahi. Khususnya di Kelurahan Cipageran. Banyak warga yang menggantungkan nasibnya sebagai petani, meski hanya penggarap sayuran.
Namun, memasuki musim kemarau ini, dampaknya sangat terasa bagi petani sayuran di Kelurahan Cipageran. Sebab biasanya, para petani akan mengosongkan lahahnnya sementara waktu, karena tidak adanya hujan.
Rina Rosdiana, perwakilan Sarjana Membangun Desa (SMD) di Kelurahan Cipageran mengatakan, warga yang berprofesi sebagai petani di wilayahnya itu cukup banyak. Namun jika lahan taninya dikosongkan, biasanya warga memilih kerja serabutan.
"Biasanya kalau musim kemarau banyak yang kerja serabutan. Udah biasa setiap tahun," ujar Rina, Kamis (4/7/2019).
Berdasarkan pantauan di Kampung Torobosan hingga Kampung Lebak Saat Girang, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, terpantau lahan pertanian sayuran sudah mulai mengering.
Meski begitu, masih ada petani yang masih bertahan menanam sayuran seperti tomat, cabai, bunga kol, cabai dan sebagainya. Tapi itu pun harus mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli air agar sayurannya bisa disiram.
"Memang masih ada sisa tanam para petani. Tapi sesudah dipanen biasanya dikosongkan dulu, nunggu hujan," ujar Rina.
Abuy (45), salah seorang petani penggarap menuturkan, selama ini pertanian sayuran menjadi ladang tempatnya mencari rezeki. Jika lahan dikosongkan karena musim kemarau, artinya tak akan mendapat bayaran.
"Kan dibayarnya per hari," ucapnya