Bandung Barat - jembatan gantung di atas aliran Sungai Cimeta di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sangat memprihatinkan. Padahal, akses jembatan tersebut merupakan akses alternatif, khususnya petani dari Desa Kertamukti dengan Desa Cipatat.
Akibatnya, sebagian warga yang enggan memaksakan melintasi jembatan demi menjaga keselamatan terpaksa memutar melewati tengah hutan dan ladang jagung sejauh 2 kilometer dengan kendaraan atau 500 meter melewati hutan menuju Kantor Desa Kertamukti.
Berdasarkan pantauan, jembatan berukuran 25 meter hanya menyisakan kawat baja. Sementara alas jembatan hanya menyisakan bambu dan kayu yang lapuk, yang dipasang warga. Sebab, jembatan gantung itu masih kerap digunakan warga yang enggan memutar lebih jauh.
"Jembatan ini suka dipakai oleh petani dan juga untuk anak sekolah yang berada di Desa Cipatat yang sekolah di Desa Cikondang tak bisa lewat pakai jembatan, harus memutar, " ujar Ropik Ismail (50) seorang warga di kampung Cikondang, RT 01/14, Deda Kertamukti, Kecamatan Cipatat, KBB, kemarin.
Ropik yang merupakan warga asli setempat yang dekat dengan jembatan itu mengaku jembatan yang dibangun pada tahun 2000 hampir tiga tahun lamanya kondisinya sudah rusak.
Namun sejak tiga tahun terakhir mulai rusak dan rapuh. Sementara tidak ada perbaikan dari pemerintah setempat. Padahal, ia bersama warga lainnya sudah memberitahukan kepada pemerintah setempat untuk segera diperbaiki, namun hingga kini kondisinya terbengkalai.
"Lewat jembatan itu harus hati hati, paling dipakainya sama petani setiap pagi, sudah mengajukan ke desa setempat, tapi belum ada respon, " jelasnya.