Bandung, (limawaktu.id),- Peringatan hari pencak silat Jawa Barat pada 12 Desember di halaman Gedung Sate Bandung, berlangsung meriah. Beberapa aliran pencak silat dari berbagai perguruan hadir dan menampilkan keterampilan silat.
"Jawa Barat adalah provinsi pertama yang menelurkan usulan hari pencak silat tanggal 12 Desember saat ditetapkan pencak silat sebagai warisan budaya tak benda Unesco," kata Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di halaman Gedung Sate, Senin (12/12/2022).
Menurut Ridwan Kamil, Jawa Barat berkomitmen dalam melestarikan pencak silat dengan membangun kampung Pencak Silat di Jatinangor, Sumedang. Dengan luas 8 hektare, kampung pencak silat ini akan mulai dibangun pada awal 2023 dengan anggaran 30 miliar.
Apalagi pencak silat telah menjadi warisan tak benda dari Unesco,
Komitmen Jabar dalam melestarikan pencak silat dimulai dari rencana pembangunan kampung pencak silat di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang dengan lahan seluas 8 hektare.
"Pencak silat ini sudah menjadi warisan tak benda oleh Unesco. Ini semata-mata untuk melestarikan budaya pencak silat yang kita banggakan dan terbukti proses ini menghasilkan atlet-atlet juara Indonesia itu datangnya dari Jawa Barat," jelas Emil.
Alokasi hampir sekitar Rp30 miliar, kata Emil, masih sangat kurang. Harapannya pembangunan ini anggaran lebih besar namun kondisi keuangan APBD Jabar belum stabil. "Memang kondisi keuangan kita belum stabil. Ini baru awal dan akan bertahap," katanya.
Menurut Emil, Kampung Pencak Silat ini akan menjadi destinasi wisata, wahan rekreasi dan museum. Di kampung ini pun akan mengembangkan atribut dari silat, mulai dari pakaian pangsi, ikat kepala, pedang dan atribut lainnya. "Bahkan kita kerjasama dengan budaya yang lain seperti angklung. Pelan-pelan, Insya Allah yang penting kita ramaikan, bukti kita menjaga pencak silat di Jabar," tegasnya.
Ridwan Kamil mengatakan, dia berencana akan menjadikan pencak silat sebagai kurikulum di sekolah dasar dan sekolah tingkat pertama. Rencana tersebut harus disambut dengan kesiapan IPSI menghadirkan pelatih yang baik.
"Tantangan terbesar IPSI dan PPSI ini pelatihnya cukup apa tidak? Nah kalau pelatihnya memadai menjadi kurikulum di sekolah-sekolah dasar dan menengah, sangat ditunggu-tunggu," ujarnya.
Pada perayaan kali ini, menampilkan keterampilan pencak silat dari berbagai perguruan pencak. Salah satunya dari TNI AD yang menaruh perhatian besar pada pengembangan pencak silat. "Silat sudah masuk secara terintegrasi kedalam kejasmanian di AD. Pertama kali saya lihat juga kostum unik khas tentara," ujarnya.