Limawaktu.id,- Keberadaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dibangun sejak 2021 melalui dana Hibah Kementerian PUPR di sektor 4 Citarum Harum yang berada di Desa Neglasari Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung belum berjalan optimal dalam mengolah sampah domestik maupun limbah komunal. Bahkan air hasil olahan IPAL belum sesuai dengan yang diharapkan dan masih tercium bau tak sedap, selain itu bisa mencemari sungai Citarum.
Kondisi tersebut mengundang perhatian Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P untuk meninjau IPAL tersebut.
Untuk memaksimalkan keberadaan IPAL yang berada di Sektor 4 Satgas Citarum Harum, Pangdam III/Siliwangi menerapkan Teknologi Bios 44 DC dalam membantu mempercepat permentasi penguraian limbah kumunal dan sampah domestik, sehingga hasil air olahan IPAL yang dibuang ke sungai Citarum benar-benar bersih dan bebas bakteri serta tidak mencemari Sungai Citarum.
“Dengan Teknologi Bios 44 DC yang digunakan pada fasilitas IPAL yang ada di DAS Citarum tentunya menjadi solusi dalam mengatasi sampah domestik dan limbah komunal yang jumlahnya cukup besar setiap hari,” terang Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.IP, saat mengunjungi IPAL, pada Jum’at (16/6/2023).
Optimalisasi Fasilitas IPAL yang berada di sepanjang Daerah Aliran Sungan Citarum jelas akan mempercepat proses penanganan limbah dan meminimalisir pencemaran yang masuk ke Sungai Citarum, sehingga ekosistem Citarum benar-benar bersih dan memberi manfaat yang besar untuk kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya.
Kunto menjelaskan, normalisasi penguraian dari limbah domestik melalui program Bios 44 DC dilakukan untuk proses percepatan dan penguraian yang lebih cepat dan keluarnya diharapkan lebih efektif.
“Salah satu kelebihan penerapan Bios 44 DC, air hasil penguraian bisa menjadi pupuk cair organik yang dapat diaplikasikan pada berbagai tananaman dan padi di sawah, sekaligus membangun ekosistem tanah, karena penuh mengandung unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman,” jelasnya.
Selain meninjau lokasi IPAL, Pangdam juga mengecek progres kerja Citarum Harum sektor 3 dan 4 untuk bisa dioptimalkan sehingga pada saat program selesai di akhir tahun 2025, pemerintah daerah sudah bisa mengelola secara mandiri.
“Kita mencoba menggabungkan juga mewadahi dari semua stakeholder secara terintegratif dan kolaboratif, jadi tidak ada ide sektoral, tapi kita lihat output produk yang efektif,” katanya.
Sementara, Kepala Desa Neglasari H. Asep (55) menyatakan, penerapan BIOS 44 memang sangat efektif mempercepat proses permentasi limbah komunal, limbah komunal yang masuk di IPAL juga tidak berbau dan air hasil olahan menjadi lebih jernih.
Hal yang sama disampaikan Awan Setiawan, warga Desa Neglasari yang mengaku sangat bangga dengan kehadiran Pangdam III/Slw untuk meninjau IPAL Komunal yang sangat bermanfaat bagi masyarakat.
“Mudah-mudahan kedepannya IPAL komunal dapat dibangun pada banyak tempat sehingga kondisi lingkungan khususnya air tanah kualitasnya lebih baik dan memenuhi syarat air bersih. Terima kasih Bapak Pangdam atas bantuannya,” ucapnya.
Turut hadir dalam kegiatan Kapok Sahli Pangdam III/Slw, para Asisten Kasdam III/Slw, para Dan/Kabalakdam III/Slw, Dansektor 4 Citarum Harum dan Dandim 0624/Kab. Bandung.