Bandung, Limawaktu.id - Program petani milenial bentukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dinilai sangat bermanfaat. Tidak hanya ilmu dan informasi, juga mendapatkan sarana pendukung di sektor pertanian.
Inilah yang dirasakan Tongcun Hidayat (36), peserta program petani milenial asal Kabupaten Cirebon. Dia mengatakan, banyak pengetahuan dan teknik pertanian yang diperolehnya saat mengikuti program petani milenial.
"Tak hanya informasi, teknik pertanian baru pun didapatkan selama mengikuti program ini. Program petani milenial ini sangat bermanfaat sekali khususnya bagi kami yang masih muda," katanya, Selasa (30/5).
Toncun mengaku dirinya memilih sapi potong dalam program petani milenial ini. Dalam programnya, diajarkan teknik mengambil sperma sapi jantan yang dimasukkan ke dalam sapi betina.
"Ini untuk mengembangbiakkan sapi tanpa jantan. Kita mengambil sperma sapi jantan, lalu kita masukkan ke laboratorium, di lab kita pilih yang berkualitas, dan setelah itu dimasukkan ke sapi betina lalu sapi betina itu hamil," tuturnya.
Tak hanya itu, dia pun menjadi tahu cara membuat pakan sapi hingga pupuk organik cair dari urin sapi. Dirinya juga diajarkan membuat pupuk organik padat dari kotoran sapi.
"Organik padat ini dari kotoran sapi dan campur dengan jerami lalu divermentasikan, dan alhamduiillah tanaman sangat subur setemah diberikan pupuk organik padat ini," tuturnya.
Sedangkan untuk pupuk organik cair dari urin sapi, ini digunakan dengan sistem semprot ketanaman. "Urin sapi ini dicampur dengan daun dan nasi basi, lalu divermentasikan,"ujarnya.
Selain itu juga dirinya diajarkan tehnik membuat pakan sapi dari limbah tanaman. Limbah tanaman seperti tanaman jagung ini, dimasukkan ke dalam alat pemotong, setelah dipotong-potong lalu divermentasi tunggu sekitar dua minggu vermentasi. "Sapi sangat menyukai dan bisa untuk penggemukkan," ungkapnya.