Limawaktu.id, Bogor - Setelah sebelumnya bertemu dengan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin beberapa hari lalu, Gerakan Nurani Bangsa (GNB) menemui mantan Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Pertemuan itu merupakan lanjutan dari rangkaian silaturrahim kepada tokoh dan sesepuh bangsa.
GNB diwakili oleh Dr. [HC]. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Omi Komaria Nurcholish Madjid, KH. Sayyid Muhammad Hilal Al Aidid, Dr. (HC). H. Lukman Hakim Saifuddin, Prof. Dr. Komarudin Hidayat, Erry Riyana Hardjapamekas Pendeta Pendeta Jacky Manuputty Ibu dan Alissa Wahid.
Dalam pertemuan di Cikeas Bogor 14 Januari 2024 kemarin, Gerakan Nurani Bangsa membicarakan keyakinan persatuan dalam kebinekaan, kemaslahatan, dan kemajuan yang saat ini dicapai bangsa Indonesia lahir dari niat luhur.
“Tadi kami dengan Pak SBY sudah sepakat bahwa Pemilu itu sudah ada mekanismenya yaitu Konstitusional, maka siapapun seluruh elemen bangsa harus melihat ini. Tadi kami diminta pak SBY untuk terus membuat ruang perjumpaan , sehingga dalam perjalanan bangsa ini akan ada ruang bersama, “ “ ungkap Alissa usai bertemu SBY.
Gerakan Nurani Bangsa berpandangan, para tokoh negara dan tokoh bangsa Indonesia saat ini memiliki cita-cita yang sejalan agar transisi kepemimpinan melalui pemilihan umum 2024 berjalan damai, adil, dan bermartabat sekaligus sarana memperkuat persatuan dalam kebinekaan.
Selain itu, GNB juga mendapatkan informasi dan pengalaman berharga dari pengalaman SBY sebagai presiden keenam RI dalam menjalankan dan memfasilitasi proses transisi kepemimpinan melalui pemilu.
“Kami memiliki pandangan yang sejalan bahwa pemilu merupakan rangkaian dari perjalanan penting dan menentukan kehidupan bangsa dan negara, namun bukan pemberhentian terakhir,” katanya.
Dalam pertemuan itu GNB dan SBY sepakat dengan harapan agar para calon pemimpin yang tengah berjuang meraih kepercayaan publik menjadikan momen transisi kepemimpinan.
“Ini sebagai sarana untuk menjaga martabat Indonesia yang dari tahun ke tahun dipandang sebagai negara demokrasi yang semakin matang,” paparnya.
GNB dan SBY juga punya kesamaan pandangan bahwa para pemimpin negara selalu menjalankan amanah dalam berlaku adil dan menjadikan kemaslahatan publik sebagai kebajikan tertinggi. Termask kesamaan pandangan dalam upaya mengawal transisi kepemimpinan tetap berada dalam koridor garis demokratik, para sesepuh bangsa perlu terus menyampaikan seruan etis dan membuka ruang-ruang dialog kepada semua para pemangku kepentingan utama.