Minggu, 28 November 2021 13:49

Gerakan Gelora Tanam 10 Juta Pohon Bentuk Perlawanan Darurat Iklim

Penulis : Iman Nurdin
Gerakan Gelora 10 Juta Pohon bentuk Perlawanan
Gerakan Gelora 10 Juta Pohon bentuk Perlawanan Darurat Iklim [Iman Nurdin]

Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mendeklarasikan perlawanan terhadap perubahan iklim yang dinilainya sudah dalam kondisi darurat. Deklarasi ini dipimpin langsung Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Muhammad Anis Matta di Kaki Gunung Manglayang, kampung Cikoneng, Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/11/2021).

Deklarasi tersebut ditandai dengan Gerakan Gelora Tanam 10 juta">10 juta Pohon secara serentak oleh seluruh kader dan simpatisan Partai Gelora di seluruh Indonesia.

"Kita berkumpul hari ini untuk memulai satu tekad, di Kampung Cikoneng ini, kita ingin deklarasikan semangat melawan perubahan iklim karena Indonesia sudah menghadapi darurat perubahan iklim," tegas Anis di sela kegiatan.

Anis Matta yang hadir bersama Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah dan Sekretaris Jenderal Partai Gelora, Mahfudz Shiddiq disambut kader, simpatisan, dan warga setempat serta kesenian tradisional reak. Dalam kesempatan itu, Anis pun sempat menyapa kadernya di 33 provinsi yang juga tengah melakukan penanaman pohon melalui Zoom.

Kehadiran Anies Matta di kampung yang terletak di kaki Gunung Manglayang itu dikenal sebagai salah satu wilayah resapan air di kawasan Bandung Raya.

Menurut Anis, pertumbuhan ekonomi yang luar biasa sejak revolusi Industri telah membawa dampak besar, yakni kerusakan lingkungan. Kondisi tersebut mengakibatkan perubahan iklim yang memicu berbagai bencana alam, seperti longsor, banjir, hingga perubahan iklim.

"Akibat perubahan suhu, udara naik begitu cepat. Perlahan-lahan kita merasakan bukan hanya banyaknya bencana longsor, banjir, kebakaran hutan, tapi yang lebih buruk tempat hunian kita perlahan-lahan semakin tidak nyaman dihuni," katanya.

"Kalau planet ini tidak nyaman dihuni, tidak enak lagi kita mengucapkan i love you kepada kekasih kita karena planet yang kita tempati tidak nyaman dan semua kemakmuran ini tidak bisa kita nikmati kalau tempat hunian tidak nyaman akibat bencana, akibat perubahan iklim," sambung Anis.

Anis juga menyatakan bahwa gerakan Gelora Tanam 10 Juta Pohon sebagai wujud kecintaan seluruh kader dan simpatisan Partai Gelora kepada Tanah Air sekaligus memperkokoh kehadiran Partai Gelora. Gerakan ini, kata Anis, akan berlanjut hingga dua tahun ke depan. Diakuinya, gerakan ini juga berkaitan dengan upaya Partai Gelora untuk meraih kesuksesan di ajang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Gerakan ini akan memperkokoh keberadaan Partai Gelora karena kita tidak hanya ada di permukaan bumi, melainkan juga di dalam tanah dengan pohon yang kita tanam," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Anis juga mengatakan bahwa politik yang selama ini dianut Indonesia adalah politik kelompok yang berdampak pada banyaknya 'tembok penghalang'. Akibat banyaknya dinding pemisah itu, Anis menilai bahwa kerja sama seluruh elemen bangsa kerap sulit dilakukan.

"Gelora lahir di tengah krisis dan tujuan kita adalah meruntuhkan tembok-tembok itu, lalu kita bangun jembatan dan bertemu di tengah, baru kita bicara apa masalah kita. Isu perubahan iklim ini tidak ada hubungannya dengan kelompok kiri dan kanan, ini ancaman terbesar, lebih besar dari ancaman perang sekalipun karena ini menjadi ancaman keamanan nasional," ujar Anis.

Sementara itu, Ketua DPW Partai Gelora Indonesia Jawa Barat, Haris Yuliana menambahkan, gerakan Gelora Tanam 10 Juta Pohon merupakan sebuah gerakan besar dan strategis dalam melawan isu perubahan iklim. Tidak hanya di Indonesia, kata Haris, namun juga di seluruh dunia.

"Jadi, ini adalah sebuah gerakan besar gerakan strategi, dan gerakan perlawanan. Mudah-mudahan Jabar jadi titik ledak perubahan iklim yang diharapkan membawa perubahan bagi global, khususnya Indonesia," kata Haris.

Baca Lainnya