Rabu, 9 September 2020 15:39

Dua SMP di KBB Ajukan KBM Tatap Muka, Begini Hasil Pengecekan Protokol Kesehatannya

Penulis : Fery Bangkit 
Dinas Pendidikan KBB Melakukan Pengecekan Kesiapan SMP Islam Nurul Fikri
Dinas Pendidikan KBB Melakukan Pengecekan Kesiapan SMP Islam Nurul Fikri [Foto Istimewa]

Bandung Barat - Ditengah peningkatan kasus virus korona atau Covid-19, dua sekolah swasta di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengajukan diri untuk membuka Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka.

Kedua sekolah tersebut adalah SMP Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang dan Bandung Alliance Interculture School (BAIS). Keduanya sudah mengajukan permohonan kepada Satgas Penanganan Covid-19 KBB.

"SMP swasta ada yang siap, yaitu SMP BIAS di Kota Baru Parahyangan dan Nurul Fikri di Lembang. Waktu itu mengajukannya ke Satgas Covid-19," terang Kepala Bidang SMP pada Dinas Pendidikan KBB, Dadan A Sapardan, Rabu (9/9/2020).

Untuk melihat kesiapan dua sekolah tersebut, kata dia, pihaknya melakukan pengecekan hari ini. Pemeriksaan meliputi kesiapan dari kurikulum pembelajaran hingga kapasitas siswa yang mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Sedangkan penerapan protokol kesehatannya sudah diperiksa Dinas Kesehatan KBB.

"Dari Disdik itu lebih ke kesiapan kurikulum. Misal kurikulum yang digunakan apa, terus siswa belajarnya bagaimana polanya," jelas Dadang.

Kemudian persyaratan mutlak yang harus dikantongi kedua sekolah swasta tersebut adalah surat pernyataan dari orang tua siswa. Kemudian guru yang berusia di atas 50 tahun tidak diperkenankan untuk diikutsertakan dalam pembelajaran tatap muka.

Namun untuk persetujuan rekomendasi pembukaan sekolahnya, lanjut Dadang, menjadi kewenangan dari Satgas Penanganan Covid-19 dengan melihat pertimbangan hasil pengecekan dari Dinas Pendidikan maupun Dinas Kesehatan.

Kepala sekolah SMP Islam Nurul Fikri Boarding School Lembang, Aris Firmansyah menjelaskan, rencana pembelajaran secara tatap muka di sekolahnya didasari oleh tujuan pendidikan, dimana pihaknya ingin menanamkan pendidikan karakter terhadap para siswanya. Menurutnya, pendidikan karakter itu sulit didapatkan jika hanya mengandalkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) secara daring.

"Kedua dorongan orang tua. Bagi orang tua yang sudah merasa keteteran dengan PJJ, minta sekolah memberikan pelajaran tatap muka," katanya.

Secara keseluruhan, tegas Aris, pihaknya siap melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Dari mulai penyediaan protokol kesehatan seperti penyediaan tempat cuci tangan, handsanitizer sampai wajib mengenakan masker.

"Di dalam sudah dijarak 1,5 meter area mengajar dengan guru. Jadi guru gak bisa mobile. Kemudian kalau tamu selain diperiksa suhu tubuh, juga akan dilakukan rapid test," ujarnya.

Untuk memastikan lingkungan SMP Nurul Fikri bersih dari virus korona, pihaknya juga sudah melakukan swab test terhadap 390 pegawainya dari mulai tenaga administrasi sampai gurunya. Hasilnya, mereka sudah dinyatakan negatif.

Kemudian untuk siswa yang sudah setuju menggelar tatap muka juga sudah dilakukan swab test. Tercatat baru ada 30 siswa kelas 9,dari total 314 siswa yang akan mengikuti pembelajaran tatap, yang rencananya dimulai 14 September mendatang.

"Kalau sudah keluar hasilnya negatif semua baru tatap muka akan dilakukan. Kalau ada yang terindikasi, kita komunikasi dengan orang tua. Kalau isolasinya dipercayakan, kita sudah siapkan isolasi khusus di luar sekolah," ungkapnya.

Pihaknya berharap pembelajaran tatap muka untuk 30 siswa ini berjalan lancar, sehingga bisa dilanjutkan pembukaan untuk gelombang kedua. "Rencananya akan ada gelombang kedua, Oktober khusus kelas 7 dan 8. Kalau masih gak ada yang ikut September dan Oktober, nanti ikut Januari," tukasnya.

Baca Lainnya