Jumat, 18 November 2022 22:20

DBMPR Jabar Antisipasi Bencana Longsor dan Banjir Jelang Libur Nataru

Penulis : Iman Nurdin
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jabar, Bambang Tirtoyuliono memaparkan kesiapan jalan provinsi menjelang libur Nataru, di kantor DBMPR, Jumat (18/11/2022)
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jabar, Bambang Tirtoyuliono memaparkan kesiapan jalan provinsi menjelang libur Nataru, di kantor DBMPR, Jumat (18/11/2022) [Iman Nurdin]

Limawaktu.id,- Tingginya curah hujan memberi ancaman terhadap kondisi jalan di  provinsi Jawa Barat. Meski demikian, Dinas Bina Marga Dan Penataan Ruang (DBMPr) Jawa Barat terus melakukan antisipasi kawasan rawan banjir dan longsor. Terlebih menjelang perayaan natal dan tahun baru, pihak DBMPR, mengidentifikasi terdapat 138 titik longsoran di 51 ruas jalan provinsi.

Menurut Kepala Dinas BMPR Jabar Bambang Tirtoyuliono, dari 2.360 km melakukan antisipasi di titik-titik rawan bencana longsor dengan cara mengoptimalkan unit reaksi cepat. Selain itu, pihaknya menyiapkan  alat berat di titik rawan tersebut.

"Kami menyiapkan alat berat  di titik rawan bencana. Meski jumlahnya terbatas, tppi kami optimalkan unit reaksi cepat dan hotline yang bisa dihubungi," ujar Bambang dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Asia Afrika Kota Bandung, Jumat (18/11). 

Selain itu, lanjut Bambang, pihak Dinas BMPR terus melakukan koordinasi dengan kota/kabupaten setempat, BPBD dan pihak kepolisian. Terlebih lagi musim hujan diperkirakan masih  berlanjut hingga awal tahun 2023 mendatang. 

"Untuk mengatasi titik-titik jalan rawan bencana longsor dan banjir, kami memang sudah mengusulkan penanganan permanen. Teknologi sudah ada tapi lagi-lagi ketersediaan anggaran tidak cukup," paparnya.

Meski anggaran belum memadai, pihak DBMPR tetap melakukan upaya mantap jalan. Sebagian besar dengan cara  melakukan penutupan lobang jalan di sepanjang 2.360 km jalan milik provinsi. Dari 38.892 lubang di akhir 2021, hingga pertengahan November 2022 ini hanya tersisa 3.415 lobang jalan.

"Kami menutup lubang secara bertahap sembari mengidentifikasi penambahan jumlah lobang di lokasi yang berbeda," katanya. 

Dengan anggaran yang ada, kata Bambang, pihaknya terus memantau kawasan jalan berlubang dan menutupnya. Padahal hampir 70 persen jalan di Provinsi Jawa Barat dalam kondisi melampaui umur teknis.

"Tetapi kita tetap memberikan yang terbaik bagi masyarakat, dengan anggaran yang ada kita terus menutup lubang-lubang dj Jalan. Setidaknya menambah umur 2 hingga 3 tahun, " ungkapnya.

Pihak DBMPR membuka laporan-laporan msyarakat ketika menemukan kondisi jalan berlubang. Walaupun, sering kali jalan berlubang itu di titik yang tidak jauh dari lubang sebelumnya.

"Untuk merekontruksi jalan, kita butuh biaya Rp10 miliar per kilometernya. Sedangkan bina marga dalam setahun untuk jalan dan jembatan Rp 1,1 triliun. dan yang dilakukan yaitu pemeliharaan rutin sapu lobang supaya tidak berlubang saja. Dengan teknologi sederhana tapi efektif," jelasnya..

Baca Lainnya