Sabtu, 24 Desember 2022 17:38

Cekungan Bandung Raya Harus Bangun Masterplan Moda Angkutan Go Green

Penulis : Iman Nurdin
Gubernur Jabar Ridwan Kamil memberi keterangan pers di hadapan wartawan tentang masterplan moda transportasi di wilayah Cekungan Bandung, Sabtu (24/12/2022).
Gubernur Jabar Ridwan Kamil memberi keterangan pers di hadapan wartawan tentang masterplan moda transportasi di wilayah Cekungan Bandung, Sabtu (24/12/2022). [Iman Nurdin]

Bandung , limawaktu.id -  Cekungan Bandung harus memiliki moda transportasi yang sesuai dengan kondisi. Kawasan cekungan ini terdiri Bandung, Kabupaten Bandung, Cimahi, dan Bandung Barat, serta Sumedang.

"Kawasan Bandung Raya ini berbeda dengan Jakarta dan Surabaya, kawasannya datar. Celungan Bandung ini memiliki tantangan tertentu terutama dalam moda transportasi, " kata Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, saat kick off angkutan massal Bandung Raya Go Green di Kota Bandung, Sabtu (24/12/2022).

Menurutnya,   kawasan Bandung Raya memiliki  jalannya kecil-kecil, berkelok-kelok, dan berbukit-bukit. Dengan demikian membutuhkan master plan agar penggunaan kendaraan pribadi dikurangi hingga 84 persen.

"Bayangkan, jika ini dibiarkan saat keluar rumah sudah macet. Ini dapat terjadi dalam  hitungan 20 sampai 30 tahun," ujar  Ridwan Kamil kepada wartawan di Hotel Preanger, Bandung.

Ridwan Kamil mencoba <a href=BRT" width="507" height="338" />

Emil, sapaanya akrabnya mengatakan saat ini sudah mulai beroperasi BRT (Bus Rapid Transit) secara aktif sudah beroperasi menggunakan 8 bus listrik dengan kapasitas 25 penumpang per bus. Sedangkan untuk transportasi antar regional akan ada LRT (Lintas Rel Terpadu) yang sudah disepakati rutenya.

"Nah awal Januari para kepala daerah Bandung Raya akan berhimpun untuk menyepakati anggaran, juga komitmen operasional dan lain-lain," tambahnya.

Emil meminta para sopir angkot yang eksisting saat ini tidak perlu khawatir dengan perubahan moda transportasi. Para pemilik angkot dapat mengkonverai pada dalam bus BRT. Sedangkan sopirnya menjadi bagian konsorsium transportasi publik.

"Waktu jadi sopir angkot pendapatannya sekian, nanti jadi sopir bus pendapatannya juga sekian, hanya berubah yang tadinya sopir angkot nanti menjadi sopir bus," pungkasnya.

Baca Lainnya