Sabtu, 10 Desember 2022 13:49

Cegah Stunting, Tel-U Kembangkan e-GCMS bagi Posyandu

Penulis : Iman Nurdin
Alat e-GCMS (e-Growth Chart Monitoring System)) yang dikembangkan tim Tel-U untuk mengukur secara terintegrasi tubuh balita. Alat berbasis IoT ini upaya mencegah stunting
Alat e-GCMS (e-Growth Chart Monitoring System)) yang dikembangkan tim Tel-U untuk mengukur secara terintegrasi tubuh balita. Alat berbasis IoT ini upaya mencegah stunting [Istimewa]

Limawaktu.id,– Telkom University (Tel-U) mengembangkan e-GCMS (e-Growth Chart Monitoring System) sebuah sistem terintegrasi yang dapat mengukur tinggi badan, berat badan, serta mengklasifikasikan secara otomatis status kondisi kesehatan anak meliputi kondisi stunting, obesitas, dan status kecukupan gizi. Sistem ini menjadi monitoring kesehatan dan pertumbuhan anak agar terhindar dari stunting dan gizi buruk.

Dalam pengembangan alat ini, tim dari Telkom University dan Universitas Padjadjaran bekerjasama dengan mitra industri yaitu PT Dycodex Teknologi Nusantara, sebuah perusahaan teknologi yang telah berpengalaman di bidang internet oh things (IoT) dan pengembangan hardware.

Ketua Tim Peneliti Tel-U Dien Rahmawati mengatakan, alat e-GCMS yang dihasilkan sekarang merupakan versi keempat (4.0) sejak dikembangkan pada 2020 lalu. Alat ini dikembangkan dan akan didistribusikan ke 42 posyandu di Kabupaten Bandung.

"Alhamdulillah tim kami salah satu yang terpilih dan mendapat bantuan dari Program Matching Fund Kedaireka dari Kemendikbudristek di tahun 2022 ini,” kata Dien di sela Desiminasi Hasil Penelitian dan Uji Coba Tahap Akhir di Bandung, Jumat (9/12/2022).

Alat e-GCMS ini akan didistribusikan ke 42 posyandu di wilayah Kecamatan Dayeuhkolot , yaitu ke Desa Cangkuang Kulon, Desa Cangkuang Wetan, dan Keluarahan Dayeuhkolot. Para kader posyandu setempat kemudian diberikan pelatihan cara penggunaan e-GCMS ini.

Pada prosesnya, lanjut Dien, e-GCMS akan memunculkan grafik berat badan dan tinggi badan sesuai usia, sehingga output-nya bisa menjadi tolak ukur orangtua untuk mengintervensi anaknya, termasuk jika nanti ditemukan tanda-tanda stunting.

"Berat badan dan tingginya berapa tabelnya nanti langsung terpisah termasuk nanti ada klasifikasi apakah terkategori stunting atau tidak" kata dia.

Tidak hanya itu, sistem ini berbasis teknologi IoT dan memiliki web dashboard yang menjadi pusat monitor semua posyandu. Monitoring ini akan berguna dan menjadi data pihak-pihak yang berkepentingan, seperti orang tua, kader posyandu, dan pemegang kebijakan demi mempercepat berjalannya program pencegahan dan penanggulangan stunting.

"Bagi orang tua bisa mengidentifikasi dan melihat perkembangan anaknya. Jika perlu ada intervensi penanganan anak,” kata Dien.

Pihaknya berharap tidak hanya untuk orangtua, tetapi menjadi monitoring kondisi anak, terlebih monitoring berkala. Pilihan pemanfaatan hasil implementasi alat e-GCMS di Kabupaten Bandung, kata Dien, karena termasuk 3 besar daerah terbesar status stunting di Jawa Barat. Terlebih lagi kampus Tel-U berada di kawasan Kabupaten Bandung. Sistem diharapkan dapat diterapkan dengan mudah untuk membantu percepatan strategi nasional pencegahan stunting dan kurang gizi.

Baca Lainnya