Limawaktu.id - Bisnis peci di Desa Langonsari, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung maju pesat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satunya usaha peci yang dikelola Gamal Azhar (45).
Saat ditemui, Selasa (16/7/2019), ia menceritakan awal mula bisnis peci milik keluarganya itu. Dikatakannya, usaha itu dirintis sejak tahun 1965 oleh H. M Toha, orang tua Gamal yang mendapat ilmu dari pekerjaannya sebagai tukang mereparasi peci.
"Waktu itu, (alm) bapak belajar sendiri saat servis peci hingga akhirnya tahu cara pembuatan dan ukuran ideal peci," ujar Gamal.
Tahun 1970-an, ujar Gamal, ayahnya mulai memikirkan membuat produk sendiri dan langsung memasarkannya. Hingga akhirnya pada tahun 1975, ayahnya mulai memproduksi peci dan memasarkannya ke Jakarta dengan nama peci 'manis'. Nama manis memiliki arti Manusia Islam Selamat (Manis)
Saat ke Jakarta, ayahnya hanya membawa 10 peci dari modal seadanya untuk dijual. Setelah produk peci manis dikenal masyarakat, beberapa tahun kemudian, pedagang grosir di Jakarta datang ke kediaman ayahnya dan meminta disuplai peci manis.
Saat itu, pengiriman mencapai 20 kodi atau kurang lebih 400 peci. Menurutnya, era 1980an hingga tahun 1998 menjadi periode yang ramai pembeli bagi usahanya. Bahkan, peci manis pernah sampai ke mancanegara seperti Brunei, Nigeria dan Malaysia.
Selain itu, para pekerja yang memproduksi peci manis dari nol hingga jadi pernah mencapai 60 orang. "Berkat grosir di Jakarta itu, produk bisa sampai ke Brunei, Nigeria dan Malaysia. Bahkan orang Ujung Pandang sampai nyari alamat rumah produksi disini," katanya.
Gamal sendiri mulai mengelola bisnis keluarga itu sejak tahun 1992.
Saat ini, produksi peci Manis yang dibuatnya bisa mencapai 1.000 peci per bulan yang dipasarkan ke seluruh Indonesia seperti ke Tangerang, Palembang, Ujung Pandang dan Makassar.
Pihaknya sempat kewalahan memproduksi peci yang dibuat secara manual menggunakan tangan saat Lebaran kemarin hingga saat ini. "Alhamdulillah, (konsumen) banyak yang datang sendiri kesini," katanya.
Saat ini, ia pun perlahan mencoba memasarkan produk peci Manis melalui situs online yang ada. Katanya, peci manis yang diproduksinya kini tengah ramai dicari pembeli di Tangerang, Provinsi Banten.
"Peci lain di Tangerang ada tapi yang fanatik ingin peci manis. Barangkali konsumen merasa nyaman dipakai," ungkapnya. Menurutnya, harga peci manis produknya bervariasi dimulai harga terendah Rp 50.000 perpeci dan perkodi Rp 850 ribu.
Gamal menambahkan, di Desa Langonsari sendiri terdapat lima pengrajin peci yaitu peci Manis miliknya, lalu pamannya dengan merek lain dan tiga pengrajin peci lainnya dengan merek berbeda. Ketiga pengrajin tersebut merupakan mantan karyawannya.
Ia mengungkapkan, apabila digabung maka produksi peci dari lima pengrajin di desa tersebut bisa mencapai belasan ribu peci. Namun kendala yang dihadapinya saat ini dan pengrajin lainnya yaitu pemasaran ditempat atau wilayah-wilayah baru.
Kemudian regenerasi karyawan, katanya saat ini para warga lebih memilih bekerja di pabrik dibandingkan bekerja menjadi pengrajin peci. Saat ini, Gamal mengatakan banyak pihak yang menjiplak hasil karya peci Manis. Oleh karena itu, agar tidak dirugikan pihaknya sudah mempatenkan nama manis tersebut.