Rabu, 12 Februari 2020 14:00

Ada 'Danau Dadakan' di Atas Lokasi Longsor di Ibu Kota KBB

genangan air dengan kedalaman sekitar 15 meter yang disebut  danau dadakan diduga menyebabkan longsor KBB
genangan air dengan kedalaman sekitar 15 meter yang disebut danau dadakan diduga menyebabkan longsor KBB [Fery Bangkit]

Limawaktu.id - Kepala Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Dede Supriadi menyebutkan, penyebab longsornya di wilayahnya dikarenakan tersumbatnya aliran air di area ruas Tol Purbaleunyi KM 118.

Dede mengatakan, sebulan lalu longsor di samping jalan tol itu sudah terjadi dan menyumbat aliran air. Akibatnya, air yang seharusnya mengalir malah membentuk semacam situ dengan kedalaman hingga 15 meter.

"Tinggi genangan airnya itu sekitar 15 meter. Kaya danau," ujarnya saat ditemui di lokasi, Rabu (12/2/2020).

Sebab saluran airnya tersumbat, kata Dede, air dari 'danau dadakan' itu yang seharusnya lewat gorong-gorong malah merembes mencari permukaan tanah terendah yang membuat tanah labil.

Permasalahan itu kemudian diduga menjadi pemicu longsor hingga tanah bergerak dan menimpa enam unit rumah warga di RW 04 Desa Sukatani pada Selasa (11/2/2020) malam. Dua rumah di antaranya rata dengan tanah alias tertimbun, empat lainnya mengalami kerusakan parah.

Dede mengungkapkan, pihak Jasa Marga sempat melakukan penyedotan air dari 'danau dadakan' itu. Namun karena terus diguyur hujan, debit air malah terus bertambah.

"Udah ada upaya penyedotan 4 kali, cuma berkurangnya sekitar 5 meter. Karena hujan terus menerus jadi terus bertambah," terangnya.

Ketua RW 04 Desa Sukatani, Wahyu menambahkan, longsor itu sudah diprediksi jauh sebelumnya. "Diseberangnya itu ada sawah yang tergenang, airnya juga rembes. Akumulasi air itu akhirnya mendorong tanah sawah di atas rumah warga kami hingga akhirnya menyebabkan longsor," tuturnya.

Humas Jasa Marga, Nandang Elan, mengatakan titik awal longsor yang berjarak kurang lebih 10 meter dari bahu Jalan Tol Purbaleunyi, merupakan tebing dengan ketinggian 15 meter dan lebar mencapai 30 meter.

"Kontur tanahnya memang labil karena persawahan terasering, ditambah lagi dengan rembesan air dari genangan di seberangnya. Tanahnya bergerak hingga menyapu sawah dan rumah warga," tutur Nandang.

Pihaknya saat ini tengah melakukan upaya penyedotan sisa genangan air agar tidak menyebabkan longsor susulan. "Kita lakukan penyedotan dan membuat saluran untuk mengganti saluran yang tersumbat. Sehingga air bisa mengalir ke saluran itu," jelasnya.

Baca Lainnya