Kamis, 10 Juni 2021 13:18

Gondo Art Production Harumkan Cimahi Lewat Seni Tari Jaipong

Penulis : Lizikri Damar Tanjung Novela Andelin

Limawaktu.id – Pelestarian dan pewarisan tarian tradisional khas Jawa Barat, Tari Jaipong, kepada generasi penerus dengan sentuhan modern, adalah tujuan dari Klinik Tari Gondo Art Production (GAP) dalam membentuk anak-anak dan remaja generasi penerus menjadi penata Tari Jaipong berkelas nasional bahkan mancanegara, dan pada akhirnya mengharumkan nama Kota Cimahi.

Sanggar tari bentukan pelaku seni Tari Jaipong Mpap Gondo ini telah meraih berbagai prestasi melalui gerak gemulai nan lincah para murid-muridnya di berbagai panggung tingkat nasional, di antaranya Juara 1 Pasanggiri Jaipong dalam helatan Jabar Fair 2018, juara utama di Festival Lomba Tari Lokal Kontemporer Tingkat Nasional, dan yang terbaru adalah Juara 1 Rampak Dewasa dalam Festival Tari Jaipong Kreasi Galuh Pakuan Cup Seri IV Tingkat Nasional yang digelar pada Desember 2020 lalu.

“Kami sudah tiga puluh tahun lebih, Alhamdulillah sampai sekarang masih eksis, ditambah dengan adanya penambahan jumlah siswa dan realita dari sisi prestasinya,” kata Pipih Babuy, Ketua Klinik Tari GAP, dijumpai di sanggarnya yang terletak di Jalan H. Bakar, Kelurahan Utama, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Kamis (10/6/2021).

Klinik Tari GAP ini, dikatakan Pipih sapaan akrabnya, dinamakan klinik untuk membedakan GAP dengan sanggar-sanggar Tari Jaipong lainnya, sehingga lebih menonjol. Tidak hanya berbeda dari namanya, Tari Jaipong yang diajarkan di GAP juga berbeda karena merupakan hasil eksplorasi lebih jauh dengan sentuhan modern.

Sentuhan modern tersebut diberikan dalam upaya merangkul generasi muda untuk turut mencintai dan melestarikan budaya tradisional Jawa Barat ini. Untuk itu, GAP mengadakan etik kreatif, dengan menciptakan beberapa gerakan yang lebih modern dan agak berbeda dari Tari Jaipong tradisional.

“Bahkan Pak Gondo berkarya dengan menciptakan Jaipong Beatbox, jadi musiknya bukan pakai gamelan tapi pakai musik beatbox dari mulut. Namanya Akapela,” kata pelatih tari GAP, Indra Suprapto.

Terkait prestasi yang diraih di Galuh Pakuan Cup yang turut diprakarsai Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo), Indra membenarkan bahwa kompetisinya akan berlanjut ke tingkat internasional, bersaing dengan negara-negara lain.

“Waktu itu pihak panitia berharap kami bisa meningkatkan ke taraf internasional,” katanya.

Lebih lanjut, Pipih menambahkan, meskipun GAP meraih beragam prestasi yang mengharumkan nama Kota Cimahi, menurutnya keberadaan GAP masih belum “tersentuh” oleh instansi terkait. Ia mengakui klinik tarinya jarang dihadirkan di berbagai event di Kota Cimahi. Bahkan untuk mengikuti perhelatan-perhelatan, GAP harus menggunakan dana swadaya sendiri.

“Kami sudah sempat melayangkan surat resmi untuk acara-acara seperti ini, namun penanggapannya mohon maaf masih belum maksimal. Mungkin karena keduluan sama yang lain,” katanya.

Selain mencetak prestasi yang membanggakan, Klinik Tari GAP juga mencetak penari-penari Jaipong terbaik, salah satunya adalah Sandrina Azzahra, penari cilik yang berkompetisi di ajang Indonesia Mencari Bakat (IMB) musim ketiga pada 2013 silam.

Baca Lainnya